Special for Baby...

Sunday, October 26, 2008

Kebiasaan buruk

Dear Mbak Pengasuh,
Saya memiliki seorang anak perempuan berumur 2 tahun. Karakternya energik, tidak mau diam dan selalu bergerak kemana2 seperti anak laki2. Yang mengganggu fikiran saya saat ini adalah dia punya kebiasaan suka memukul atau melembarkan suatu benda kepada orang yang ada didekatnya bila suatu ketika kita mengabaikannya. Padahal saya dan keluarga tidak pernah memberikan contoh perlakuan tersebut kepadanya. Hal ini berlaku juga dengan lingkungan luarnya. Bila suatu ketika saya bawa bermain ke luar dan dia bertemu dengan orang lain yang dikenal maupun belum dikenal, bila dia merasa diabaikan oleh orang tersebut maka ia akan melakukan hal yang sama.
Yang saya ingin tanyakan bagaimana caranya menghadapi hal demikian?
Salam,
Edi - Pekanbaru

Jawab:
Pak Edi, anak usia 2 tahun sedang bereksplorasi terhadap lingkungan. Ia akan mencoba segala sesuatu dan bagaimana reaksinya. Mengapa bapak/keluarga mengabaikannya? Ketika bapak mengabaikan putri bapak, maka ia akan memukul atau melemparkan benda, mungkin itu caranya agar dia diperhatikan oleh lingkungan. Beri pengertian padanya dengan bahasa yang sederhana, kalau dipukul atau dilempar itu sakit dan berikan ekspresi yang sesuai. Usia 2 tahun anak sudah mampu bicara dua kata, sebaiknya ajarkan dia dengan kata-kata yang sederhana, misal ketika anak merasa diabaikan: "ayah/ibu adek mau main", atau ketika bertemu dengan orang baru ajarkan: "kakak/om/tante adek mau kenalan/main". Jadi, kebutuhan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungn tetap dapat terpenuhi. Semoga bermanfaat. SALAM KELUARGA INDONESIA

Anak sekolah PG

Yth. Ibu Nurul,

anak saya seorang putri berusia 3 thn. dari usia 2,5thn sudah saya masukkan ke PG. awal sekolah dulu sampai sekarang dia masih semangat berangkat sekolah. tapi akhir2 ini dia malas sekali berangkat sekolah. hal ini saya yakini karena dia selalu tidur larut malam (jam 11 - 12an), jadi klo dibangunkan pagi hari dia selalu bilang "aq ndak mau sekolah, masih ngantuk...." atau "aq mau sekolah tapi ndak usah mandi...".
yang ingin saya tanyakan adalah : apakah pada anak seusia dia kita harus membiarkan saja sesuai mood dia (malas) atau harus kita paksa supaya tetap mau sekolah?
bagaimana efek-nya terhadap perkembangan dia selanjutnya?
sebelumnya dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

salam,
Wanti-Semarang

Jawab:
Ibu, mengapa putrinya tidur larut malam? Apakah ia menunggu jadwal tidur ibu/ortu sampai larut malam? Apakah ia menonton sampai larut malam? Atau ada hal lain? Anak-anak sebaiknya tidur 8-10 jam sehari, hal ini baik untuk pertumbuhan fisik & perkembangan mentalnya. Wajar saja putri ibu masih mengantuk ketika dibangunkan untuk pergi ke sekolah, karena jam tidur yang kurang. Sebenarnya membiarkan anak sesuai mood atau memaksa adalah hal yang kurang baik. Yang baik adalah mengatur jadwal tidur yang cukup untuk anak, agar anak dapat bangun pagi, sarapan, dan berangkat sekolah. Dengan demikian sedari usia dini anak mengetahui aturan & disiplin waktu. Sebaiknya jika ibu mempunyai kesibukan sampai larut malam, tidurkan anak terlebih dahulu agar waktu tidurnya cukup. Dengan begitu, anak dapat beraktivitas di sekolah dengan senang. Demukian saran dari saya, semoga bermanfaat. SALAM KELUARGA INDONESIA

Sunday, October 19, 2008

Psikologi anak kami


Kepada Yth : Pengasuh rubrik konsultasi anak
Kami dikaruniai 2 anak, laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki kami berumur 6.5 tahun kelas 1 SD. Dia bermasalah dalam hal perilaku. Setiap kali dia diajak ke tempat hiburan atau mall atau mendapat sesuatu yang dia merasa senang dia selalu over dalam melampiaskan kesenangannya namun pada saat dia mendapatkan apa yang tidak dia senangi dia akan merasa sangat bersedih (nelongso). dan dia mempunyai masalah dalam hal memperhatikan sesuatu atau dia kurang perhatian (konsentrasi) dalam suatu hal terutama pelajaran. Dia juga belum bisa melafalkan "r" dengan benar, padahal adiknya sudah bisa sejak usia 3 tahun. Akhir-akhir ini, setiap kali dia kami tegur bila melakukan kesalahan maka dia akan pura-pura tidak mendengar (cuek) sedangkan dia tahu dan mendengar dengan jelas kata2 kami. Sehingga kami lebih sering membentak karena kesal dengan perilakunya tersebut. Padahal bila menemui kesulitan hanya bisa merengek dan menunggu pertolongan kami. Kecenderungannya untuk memukul juga sering muncul terutama kepada adiknya bila tidak mau mendengar kata2nya, sehingga tiada satu haripun terlewat tanpa perkelahian dan tangisan anak2.
Apa yang harus kami lakukan dalam menangani hal tersebut. Apakah perilaku tersebut dikategorikan masih dalam taraf wajar atau perlu adanya tindakan khusus bagi anak tersebut.
Demikian mohon tanggapan dari permasalahan kami. Atas tanggapan dari permasalahan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih.
Mochamad Musyaffa dan Keluarga

Jawab: Bpk M & Keluarga, terima kasih atas kepercayaannya. Saya mohon maaf baru bisa menjawab pertanyaan karena kasibukan. Saya turut prihatin dengan keluarga bapak. Pak, setiap anak mempunyai cara yang berbeda dalam mengekspresikan emosinya. Ada yang "datar", ada yang menurut bapak "over", padahal "over" itu menurut pandangan kita sebagai orang dewasa. Bagaimanakah "over" yang dimaksud dalam melampiaskan emosi pada putra bapak? Berilah pengertian pada putra bapak ketika dia belum berhasil mendapatkan sesuatu yang diinginkannya agar tidak kecewa, dan jika bapak mempunyai "janji" tertentu pada anak, mohon tunaikan janji tersebut agar anak tidak kecewa ketika ia menagih janji tersebut. Ketika bapak memberi pengertian, kondisi bapak juga dalam keadaan tenang, dan tidak marah. Untuk masalah konsentrasi, apakah disemua pelajaran atau pelajaran tertentu saja? Kurang konsentrasi di rumah, di sekolah, atau di dua tempat tersebut? Atau dia merasa menemukan kesulitan menghadapai pelajaran, tetapi dia bingung mengungkapkannya. Dampingi anak dalam belajar, ajari dengan tenang, ketika mengajari anak tahap demi tahap, bahasa singkat dan sederhana. Jika cara tersebut belum berhasil, mohon menghubungi psikolog pendidikan/psikolog anak untuk pemeriksaan lebih lanjut tentang atensi/konsentrasi anak. Untuk masalah belum bisa melafalkan huruf "r", coba bapak latih dengan cara memberikan kata-kata yang banyak mempunyai huruf "r", misal "ramai" (huruf "r" di awal), "marah" (huruf "r" di tengah), dan "kotor" (huruf "r" di akhir), tentunya dengan cara yang menyenangkan dan sambil bermain bersama adik, atau anggota keluarga lainnya. Hindari memaksa pada anak. Pak, ketika putra bapak melakukan kesalahan, dan bapak menegurnya, bagaimanakah cara bapak menegur? Apakah dengan kalimat yang panjang sambil marah dan tidak berhadapan dengan anak? Ataukah dengan cara sambil menatap anak, beri "teguran" dengan kalimat singkat dan jelas dengan cara pandang anak yang berpikir konkrit, dan meminta anak mengulangi apa yang telah diucapkan oleh bapak/ibu? Sedangkan kecenderungan putra bapak memukul adik, apakah bapak/ibu pernah memukulnya? Apakah anak melihat tontonan kekerasan sehingga ia meniru? atau mungkin ia membalas pukulan tersebut dengan melampiaskan pada adiknya? Beri pengertian pada anak mana perilaku yang baik/boleh dan mana perilaku yang tidak baik/tidak boleh. Tentunya saat memberi penjelasan pada anak, sebagai orang tua juga harus dalam keadaan tenang dan penjelasan yang diberikan juga singkat dan sederhana. Jadi, sebagai orang tua, kita juga sebaiknya memberi contoh yang terpuji untuk anak, karena anak belajar dari lingkungannya, dan lingkungan yang pertama adalah di rumah. Seimbangkan dalam memberikan hadiah/hukuman bagi anak agar anak mempunyai kepribadian yang sehat dan harga diri. Selamat mencoba saran dari saya, semoga bermanfaat dan memberikan hasil yang positif. SALAM KELUARGA INDONESIA

Saturday, October 18, 2008

Anak saya pendiam

saya Wiji lestari seorang ibu yang mempunyai anak laki-laki berumur 4,5 tahun, anak saya bersekolah di TK, tapi yang menjadi masalah anak saya tidak bisa berbaur dengan anak lainnya setiap ikut bermain temannya selalu menjauh, sehingga dia tidak mempunyai teman.anak saya pendiam. Bagaimana cara mengatasinya mohon bantuannya.terima kasih

Jawab: Terima kasih atas kepercayaan ibu Wiji. Mohon maaf saya baru bisa menjawab pertanyaan ibu, karena kesibukan. Ibu, putra ibu yang sekolah di TK selalu dijauhi oleh temannya, padahal putra ibu ingin bermain. Sebelumnya ibu harus caru tahu terlebih dahulu, apakah putra ibu hanya di sekolah saja dijauhi oleh temannya? Bagaimana dengan temannya di rumah atau di keluarga?Apakah anak-anak lain menjauhi putra ibu juga? Apakah putra ibu mempunyai "tanda" tertentu di area tubuhnya sehingga anak lain kurang tertarik untuk bermain dengan putra ibu? Apakah putra ibu terbiasa didampingi oleh pengasuh/orang tua/orang lain? Sehingga tanpa kehadiran orang tua/pengasuh, anak kurang percaya diri? Bagaimana komunikasi ibu/bapak dengan putranya? Apakah selama ini orang tua di rumah selalu memberi dukungan emosional pada anak, misal dengan mengatakan "anak hebat", didengarkan pendapatnya, atau membacakan cerita ketika anak akan tidur. Apakah putra ibu mempunyai adik/kakak yang usianya berdekatan, sehingga putra ibu agak terabaikan? Bagaimana pengasuhan ibu padanya, apakah anak dicela atau dimaki ketika anak tidak bisa berbaur dengan temannya? Atau ibu memberi dukungan emosionil padanya dengan mengatakan: "nak, kamu bisa bermain bersama ibu/kakak/adik, dll". Jika anak berhasil berbaur dengan teman lain selain teman di sekolah, beri dia pujian supaya ia lebih bersemangat bermain dengan yang lain. Apakah putra ibu tidak tertarik dengan permainan temannya di sekolah?, mungkin permainan itu sulit baginya. Jadi, jika ibu sudah mengetahui jawabannya, maka akan mudah pula untuk mengatasi hal tsb. Demikian saran dari saya semoga bermanfaat. Tks

Anakku histeris

Salam kenal,
Saya bunda dari putri yang bernama Naura (24bln), ingin menanyakan tentang sifat putri saya yang selalu berteriak histeris klo kita ajak dia ke setiap tempat yang belum pernah dia kunjungi, spt ke bank, ke rumah saudara, ke tempat resepsi, bahkan masuk ke ATM pun dia histeris, dan sama sekali tidak mau masuk ke tempat tsb, padahal putri saya itu termasuk anak yang tidak cengeng, buktinya klo dia jatuh dimanapun sampe berdarah sekalipun dia tidak pernah menangis, paling menangis sebentar tanpa histeris.
Kira-kira apa yang terjadi dengan anak saya?kenapa dia bersikap begitu sangat histeris?padahal kita selalu membiasakan mengajak dia kemanapun kita pergi, dan hal itu terjadi baru akhir-akhir ini, kadang saya suka bingung dan malu dengan apa yang dia lakukan, apa yang harus kami lakukan agar putri kami tidak seperti itu dan bersikap seperti anak yang lainny.
Terimakasih,
Rini Damayanti
Bundanya Naura

Jawab: Terima kasih atas kepercayaannya. Ibu, setiap anak memiliki karakter yang berbeda, walaupun kembar. putri ibu yang "histeris" ketika berada di tempat baru bisa terjadi karena: itu merupakan reaksi kekaguman dia terhadap suatu tempat yang baru dikunjunginya, atau dia sebelumnya memiliki pengalaman yang buruk tentang tempat tsb ketika bersama orang lain selain ibu. Ibu perlu cari tahu penyebabnya. Yang sebaiknya ibu lakukan ketika menghadapi "histeris" anak adalah tenangkan diri anak dengan cara digendong atau dipeluk agar dia merasa aman dan nyaman, hindari sikap ibu memarahi atau membentaknya. Beri dia penjelasan sederhana, misal: : "Naura, saat ini kita di rumah (...) disini banyak mainan, nanti Naura bisa main". Ingat bu, anak butuh proses dan waktu dalam beradaptasi dengan tempat baru. Jadi, ibu harus sabar dalam menghadapinya. Demikian saran dari saya, semoga bermanfaat dan berhasil. Tks.

Sharing & Solution for your Children's Problem...

A Tribute to BSD City

A Tribute to BSD City
Khusus Warga BSD City

Info & Consultation

www.konsultasianak.tk

Special Need Children

Special Need Children
Only for Special Mother...